Halal Bi Halal Paguyuban PERMASA Aceh Duri Tahun Ini Ada Yang Berbeda 

Dokumentasi PERMASA Duri Kab Bengkalis

Duri,”matahukum.id – Paguyuban Persatuan Masyarakat Aceh (PERMASA) Duri Kabupatrn Bengkalis – Riau, mengadakan Halal Bi Halal di Mesjid Baiturrahman Aceh Darussalam pada Minggu 27 April 2025 di Jalan Karang Rejo Desa Balai Maoam Kecamatan Bathin Solapan Kabupaten Bengkalis.

Dalam kesempatan itu juga dihadiri oleh sejumlah tokoh Aceh diantaranya, H. Ismail Ali, Basri Antoni, H. Said Amiruddin, Dedek Alamsyah, T. Syarifuddin SH, Saipullah, Nurdin pimpinan balai pengajian, Tengku Zulkifli dan Fadlisyah serta puluhan tokoh dan masyarakat Aceh lainnya.

Setelah dibuka kegaiatan Halal Bi Halal tersebut oleh Sekretaris PERMASA Ikhsan, ST dan mendengarkan lantunan Ayat Suci Al’Qur’an, kemudian dilanjutkan dengan tausiah (ceramah) dari Almukarom Al Ustadz Tengku Amri pimpinan rumah tahfiz Darul Qoha Duri Jalan Kayangan Gang Mutiara Duri.

Ada yang berbeda semangat tahun ini seluruh pengurus paguyuban PERMASA Kabupaten Bengkalis.

Dalam kata sambutannya, Ketua PERMASA Duri Kabupaten Bengkalis Muhammad Nur (kulim) menyampaikan, Paguyuban Aceh ini adalah diberi nama PERMASA, paguyuban ini juga sebagai bentuk wujud dari implementasi Keupiah Meuketop (topi tradisional adat aceh) bisa kita perhatian dari bentuk dasarnya saja kupiah meukeutop memang satu jenis dia, artinya”kita satu bangsa Aceh, tidak bisa di ubah-ubah lagi atau diduplikatkan, karena kita memang berasal dari Aceh atau berdarah Aceh semuanya.

Kehidupan didalam roda organisasi paguyuban PERMASA ini memang berwarna-warni di tengah-tengah masyarakat kita, seperti warna dasar keupiah meukeutop memiliki warna merah dan kuning, dan yang dikombinasikan dengan warna hitam serta hijau juga warna putih yang bermotifkan garis, yang menyambung antara bagian bawah dan atas, oleh karena itu kita diwajibkan dan mewajibkan diri untuk menyambung silaturrahmi dan kembali kepada dasar ibu pertiwi jangan sampai lari dari tanggungajawab seperti yang sudah gariskan ikon Aceh itu sendiri.

“Warna yang dipakaipun pada keupiah meukeutop adalah yang memiliki makna tersendiri.

Merah melambangkan kepahlawanan bangsa Aceh dan tidak akan lari dari medan perang, artinya semua cobaan dan rintangan yang kita hadapi, apapun itu harus tetap kita berada didalam barisan naungan PERMASA kita ini.

Kemudian adanya warna kuning berarti melambangkan Kerajaan atau Negara, artinya induk dari organisasi Aceh di Riau ini adalah paguyuban PERMASA kita ini.

Begitu juga halnya dengan warna hijau yang menandakan kita orang Aceh yang memiliki memeluk Agama Islam dan setiap persoalan dari cobaan serta rintangan, harus kita dihadapi dan kita harus mengedepankan nilai-nilai dari ilmu Agama islam, jangan sampai kita mengedepankan nafsu syahwat ilmu dunia yang menjerumuskan kita dalam Neraka nantinya.

Sebagai warna dasar kita adalah warna hitam berarti memiliki ketegasan atau ketetapan hati, artinya apapun alasannya kita harus tetap berada dalam barisan organisasi paguyuban PERMASA ini.

Karena PERMASA adalah induk dari segala perkumpulan kita, sementara itu kita juga memiliki warna putih yang bermakna adalah kesucian atau keikhlasan, didalam berorganisasi itu harus ikhlas luar dalamnya, jangan disaat ada yang memberikan usulan atau saran dari salah satu anggota PERMASA, tetapi karena usulan tersebut tidak di sepakati atau tidak disetujui oleh masyarakat Aceh banyak, lalu orang tersebut langsung tersinggung dan membuka gerbong baru bahkan melarikan diri dari paguyuban PERMASA, itu adalah salah satu hal bentuk jiwa seorang pengecut yang melarikan diri dari medan perang dan meninggalkan pasukannya.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya mengajak dan menghimbau mari kita semua, mari memperkuatkan barisan kita didalam paguyuban PERMASA ini, mari kita tingkat peran serta kita dalam mendorong ide pemikiran yang cemerlang, seperti program pembangunan Mesjid kita ini, ini adalah kegiatan yang mulia, mari kita sumbangkan moril dan materil kita, namun jika kita belum bisa atau belum mampu dalam hal itu, maka janganlah kita menjadi sebagai rombongan penghambat pembangunan Mesjid Baiturrahman Aceh Darussalam ini, hal itu sudah berseberangan dari kiblat kita sebagai orang mukmin,”sebutnya lagi.

Kita juga harus mendukung penuh semua program-program pembangunan strategis dari Pemerintah Kabupaten Bengkalis, mari kita dorong untuk mempercepat pembangunan di daerah kita untuk meningkatkan kesejahteraan demi kemajuan daerah kita sendiri, ini”tambahnya lagi.(mir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *